Perang dingin, mungkin adalah suatu kata yang tepat untuk
menggambarkan keadaan hubunganku dengan dia saat ini. Dan itu dilakukan secara
sepihak, yaitu di pihakku. Sudah sejak kemarin perang dingin ini berlangsung. Aku
nggak ngirimin dia kabar seharian ini, meskipun dia pagi tad isms dulu ke aku. Suatu
hal yang jarang terjadi kalau nggak dalam posisi perang sebenarnya. Di lain
sisi aku seneng dapet sms yang kayak gitu dalam keadaan perang dingin seperti
sekarang ini, tapi aku nggak bisa balas smsnya karena aku sekarang lagi
komitmen nggak bales smsnya dulu.
Aku sebenernya nggak nyangka kalau dia bisa bertahan sampai
selama ini. Aku sudah berharap kalau dia segera minta maaf sama aku. Tapi nyatanya
sampai sekarang dia masih belum bisa untuk menangkap maksudku. Aku sebenernya
sudah pengen kembali ke normal lagi, aku pengen kita sudah bisa komunikasi
seperti biasanya lagi, aku bener-bener dudah pengen dan sudah rindu. Tapi aku
masih nggak bisa buat mengalah.
Aku masih belum tahu aku akan bertahan dalam situasi seperti
ini sampai berapa lama, tapi aku sangat berharap kalau situasi seperti ini
segera saja berakhirnya. Untuk itu, ayolah cepatlah sadar, aku juga masih
sangat membutuhkanmu, aku juga masih sangat sayang kepadamu. Sampai kapan kamu
akan berpura-pura untuk tidak tahu akan keadaan seperti ini. Jangan buat ini lebih
lama dari 3 hari, karena itulah batas waktu yang aku buat.
Apakah kamu tidak merindukanku? Apakah kamu sangat tidak
merindukanku? Apakah semua ini sudah terbiasa bagimu? Apakah kau masih bisa
bertahan? Apakah kau tidak merindukanku? Apakah kau tidak merindukanku? Apakah kau
tidak merindukanku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar