Surabaya, 6 Maret 2012
Wahai rasa marahku,
Bisakah kau hilang sejenak dari keseharianku? Aku sudah lelah untuk menghadapimu.. Aku lelah untuk terus berbicara padamu. Aku lelah mengendalikanmu. Kenapa kau selalu munncul dengan tiba-tiba? Kenapa sering sekali kau menampakkan dirimu wahai amarahku? Tidakkah kau lelah untuk selalu bermain denganku?
Telah banyak air mata yang aku keluarkan hanya untuk menahanmu, tetapi engkau terus bermain-main denganku. Terkadang aku bingung, benarkah alamat yang kau tuju itu? Benarkah alamat itu adalah aku? Aku terus bertanya-tanya.
Sesak hati ini bila engkau terus-menerus datang kepadaku. Sakit hati ini setelah melihat orang lain menjadi sedih dan menderita karena ulahmu. Tapi kenapa engkau terus datang? Tidak adakah rasa kasihan untukku, wahai amarahku?
Wahai rasa marahku,
bisakah kau mendengarkan permintaanku?
sebagai seorang yang membutuhkanmu, datanglah hanya disaat yang tepat saja. Aku tidak ingin menyakiti hati orang-orang yang kusayangi. Aku tidak ingin mereka sakit hati karena ulahmu. Aku ingin agar mereka juga bisa menyukaimu. Menyukai hal positif yang kau berikan, karena sesungguhnya tidak ada yang tidak baik pemberian dari Allah SWT itu.
Aku juga ingin kau menyertaiku, tetapi kau tidak keluar dari batasan yang sudah aku tetapkan. Kita adalah makhluk Allah SWT yang saling membutuhkan. Aku membutuhkanmu sebagai pengungkap kemauanku dan koreksi untukku, kau juga membutuhkan aku untuk menunjukkan dirimu.
Jadi, bisakah kita menjadi teman yang saling menguntungkan wahai amarahku? Aku bukannya ingin menjadikanmu sebagai teman yang utama, tetapi sebagai teman yang selalu akan menasihatiku dan orang yang ada di sekitarku agar aku dan mereka menjadi orang yang lebih baik.
Bisakah kau terima itu wahai kawanku? Karena jujur saja kau dan aku tidak mungkin bisa dijauhkan begitu saja.. Cukuplah menajadi temanku saja. Kau bisa menerimanya kan? Aku harap begitu..
terima kasih pengertianmu wahai temanku..
SW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar