Rabu, 07 Maret 2012

Ungkapan Hati

Surabaya, 7 Maret 2012

Ya Alloh Ya Rohman,
Hari ini hamba bersyukur, karena Engkau masih menganugrahkan rahmat serta hidayah-Mu Ya Alloh. Sehingga hamba sampai saat ini masih bisa menikmati rizki yang Kau berikan dan limpahkan kepadaku. Hamba masih bisa bertemu dan bertatap muka dengan orang-orang yang hamba sayangi.

Ya Alloh Ya Rohiim,
terima kasih juga engkau masih menyayangi dan melindungi orang-orang yang hamba sayangi juga ya Alloh. Sehingga hamba masih bisa menatap matanya, mendengar suaranya, melihatnya. Hamba senang bisa mendengar suara orang yang hamba rindukan diseberang sana.

Hari ini banyak cobaan yang kau berikan kepadaku ya Alloh.. Hamba bingung harus seperti apa menghadapinya bila Engkau memberikan cobaan itu kembali kepada hamba. Hamba bongung menghadapinya ya Alloh..

Di saat hamba berjalan sendiri tadi hamba berfikir, kenapa tidak ada orang yang menemaniku berjalan saat ini? apakah aku harus meminta mereka dahulu untuk menemaniku, baru ada yang jalan menemaniku? apakah aku harus mengumumkan dahulu kepada mereka kalau aku membutuhkan mereka baru mereka datang kepadaku?

sejenak aku berfikir, bukankah itu namanya memaksakan kehendakku pada mereka?

Dan akhir-akhir ini aku berfikir, bahwa aku (mungkin) sudah menjadi orang yang menyabalkan. Gampang berpindah-pindah perasaannya. Sebentar marah, sebentar kalem, sebentar lesu, sebentar sedih, sebentar galau, dll. Dan aku berfikir kalau cara ngomongku sudah mulai aneh. Entah benar atau tidak. Aku sekarang ini juga lebih  pemalas dibandingkan dengan aku yang dulu. Sepertinya jiwa pemberontakku semakin meningkat.

Apa ini semua efek dari perbuatanku? Tapi aku juga tidak merasa melakukan hal yang berlebihan. Apa yang harus aku lakukan ya Alloh..

Hari ini aku menegur temaku yang tidak mau mengerjakan kewajibannya sebagai seorang panitia. Entah aku salah menegurnya dengan nadaku itu atau tidak. Aku berharap kalau dia juga bisa memaklumi kewajiban yang sama seperti dia yang sekarang aku sedang kerjakan. Aku ingin dia juga mengerti bahwa aku juga mengerjakan tugas yang sama, bahkan lebih banyak dari dia. Tapi kata-kata yang tidak enakyang membuatku sedikit sakit hati... Astaghfirulloh.. Aku menasihatinya kalau tugas itu adalah kewajibannya, janjinya, komitennya, jadi dia tidak boleh menolaknya. Ya Alloh, semoga dia menangkap apa yang aku maksudkan.

Ya Alloh Ya Samii'
Terima kasih Engkau telah mendengarkan ungkapan hati hamba hari ini ya Alloh.. Semoga hamba menjadi orang yang lebih baik lagi dalam memenuhi janji-janji hamba pada-Mu. Amiin



SW

Selasa, 06 Maret 2012

Surat Untuk Sabar



Surabaya, 7 Maret 2012

wahai rasa sabarku,

Aku senang kau selalu menemaniku. Kau selalu tabah dalam membimingku. Meskipun aku kadang susah utnuk dibilangi. Meskipun aku terus saja merepotkanmu, tapi kau selalu menyertaiku. Kau terus berada di dekatku.

Banyak ujian yang kau terima, tetapi kau selalu setia menantiku. Kau selalu setia untuk menemaniku. Nasihatmy selalu terlontar dikala aku akan mengalami lepas kendali. Kau selalu bilang padaku "Bersabarlah wahai sahabatku, ingatlah kalimat 'innallaha maasshobiriin'"

Kau selalu membimbingku untuk selalu ingat pada Allah SWT. Kau selalu mengingatkanku kepada-Nya. Kau selalu menemaniku untuk selalu dekat dijalan-Nya. Entah bagaimana aku tanpa kehaadiranmu wahai sahabatku. Aku sungguh berterimakasih padamu.

Sebagai makhluk Allah SWT kita memanglah saling membutuhkan. Aku membutuhkanmu untuk selalu membimbingku. Kau juga membutuhkanku untuk bisa menjadi contoh bagi yang lain.

Kita memang harus bersama kemana-mana ya..
Kau haruslah jadi sahabatku., :)


SW

Sepucuk Surat Untuk Amarahku

Surabaya, 6 Maret 2012

Wahai rasa marahku,

Bisakah kau hilang sejenak dari keseharianku? Aku sudah lelah untuk menghadapimu.. Aku lelah untuk terus berbicara padamu. Aku lelah mengendalikanmu. Kenapa kau selalu munncul dengan tiba-tiba? Kenapa sering sekali kau menampakkan dirimu wahai amarahku? Tidakkah kau lelah untuk selalu bermain denganku?

Telah banyak air mata yang aku keluarkan hanya untuk menahanmu, tetapi engkau terus bermain-main denganku. Terkadang aku bingung, benarkah alamat yang kau tuju itu? Benarkah alamat itu adalah aku? Aku terus bertanya-tanya.

Sesak hati ini bila engkau terus-menerus datang kepadaku. Sakit hati ini setelah melihat orang lain menjadi sedih dan menderita karena ulahmu. Tapi kenapa engkau terus datang? Tidak adakah rasa kasihan untukku, wahai amarahku?

Wahai rasa marahku,

bisakah kau mendengarkan permintaanku?
sebagai seorang yang membutuhkanmu, datanglah hanya disaat yang tepat saja. Aku tidak ingin menyakiti hati orang-orang yang kusayangi. Aku tidak ingin mereka sakit hati karena ulahmu. Aku ingin agar mereka juga bisa menyukaimu. Menyukai hal positif yang kau berikan, karena sesungguhnya tidak ada yang tidak baik pemberian dari Allah SWT itu.

Aku juga ingin kau menyertaiku, tetapi kau tidak keluar dari batasan yang sudah aku tetapkan. Kita adalah makhluk Allah SWT yang saling membutuhkan. Aku membutuhkanmu sebagai pengungkap kemauanku dan koreksi untukku, kau juga membutuhkan aku untuk menunjukkan dirimu.

Jadi, bisakah kita menjadi teman  yang saling menguntungkan wahai amarahku? Aku bukannya ingin menjadikanmu sebagai teman yang utama, tetapi sebagai teman yang selalu akan menasihatiku dan orang yang ada di sekitarku agar aku dan mereka menjadi orang yang lebih baik.

Bisakah kau terima itu wahai kawanku? Karena jujur saja kau dan aku tidak mungkin bisa dijauhkan begitu saja.. Cukuplah menajadi temanku saja. Kau bisa menerimanya kan? Aku harap begitu..
terima kasih pengertianmu wahai temanku..


SW